Peduli pada sesama
Dalam kehidupan bermasyarakat ada kalanya seseorang apriori terhadap lingkungannya. Ia tidak memiliki kepedulian kepada orang lain, meskipun sebenarnya, orang disekitarnya memerlukan pemikirannya, tenaganya maupun dananya.
Baginya yang penting adalah hidup enak, tenang dan berkecukupan. Hidupnya nafsi-nafsi. Tidak ingin menjalin hubungan mesra dengan sesama. Orang seperti ini akan merasakan dampaknya ketika ia butuh bantuan orang lain.
Orang ain akan bersikap sama sebagai “balasan”. Misalnya, saat sakit, punya gawe, dan saat ada kematian, kelahiran, pernikahan, dll. Warga disekitarnya akan apriori. Saat itulah ia akan merasa “melas”.
Berbeda dengan ciri orang sukses. Dia selalu terlibat dalam kegiatan lingkungan, perduli terhadap kehidupan sekitar, mengetahui kebutuhan lingkungan baik di sekitar tempat tinggal maupun dilingkungan kerjanya. Orang seperti ini kehadirannya selalu menggenapkan. Dan jika dia tidak datang, akan mengganjilkan. Beda dengan orang yang tidak memiliki kepekaan terhadap lingkungan, kehadirannya tidak diperhitungkan. Ketidakhadirannya juga tidak dipedulikan.
Orang yang tidak memiliki kepedulian dimasukkan dalam kategori orang ya egois, acuh dan tidak tanggap terhadap perubahan. Dalam kehidupan modern ini semakin banyak saja orang yang tidak memiliki kepedulian. “wong untuk sehari-hari aja sulit, buat apa peduli ama orang lain” begitu kira-kira komentarnya.
Leave a Reply